Minggu, 09 Mei 2010

SINKRONISASI ESTRUS
Sinkronisasi estrus adalah penyerentakan berahi pada beberapa ekor betina.
Tujuan sinkronisasi yaitu untuk memanipulasi proses reproduksi dari beberapa betina sehingga mengalami estrus secara serenrak.
Sinkronisasi dikatakan berhasil jika ternak tersebut mengalami kebuntingan setelah dikawinkan.
Sikronisasi estrus dapat dilakukan dengan memanipulasi siklus birahi yaitu:
• Menghilangkan fungsi korpus luteum.
• Menekan perkembangan folikel selama fase luteal.

Manfaat sinkronisasi :
1. Untuk menghemat biaya dan menyamakan saluran reproduksi betina antara donor dan resipien pada program transfer embrio.
2. mengurangi waktu untuk menemukan hewan birahi.
3. Memudahkan tatalaksana pemibibitan.
4. Untuk menghemat biaya dan waktu dalam deteksi berahi dan layanan IB oleh
inseminator.
Cara - cara Sinkronisasi antara lain:
1. Menghilangkan corpus luteum atau enukleasi luteal
 Perusakan fisik pada CL dngan menggunakan jari melalui rektum, pada saat CL dalam keadaan berfungsi (masak).
 Perlu tenaga yang profesional.
 50 – 60 % dari sekelompok sapi yang peka, empat hari kemudian akan birahi.
 Resiko hemorhagia dan perlekatan fimbria (Ismaya, 1998).
2. Penyuntikan Progesteron
 Penyuntikan selama 18 -20 hari (50 mg/hari).
 Menghambat fase luteal melalui umpan balik negatif.
 Kelemahannya yaitu injeksi memerlukan waktu dan tenaga, timbulnya birahi bervariasi kurang lebih 5 hari, fertilisasi menurun/rendah (Ismaya, 1998).


3. Pemberian progestagen aktif per oral (mulut)
 Mengatasi kesulitan kedua diatas dan lebih tepat untuk kelompok ternak yang besar dikandang dan terprogram pemberian pakannya
 Progestagen sintetik yaitu melengestrol Asetat (MGA) dan Medroxiprogesteron (MPA), namun lebih bagus MGA daripada MPA.
 Pemberian lewat pakan selama 15-18 hari dan birahi terjadi 3-5 hari kemudian setelah penghentian perlakuan.
 Fertilisasi rendah (42%) dan menjadi 82 % pada estrus berikutnya.
 Pemberian esterogen dan gonadotropin menghambat MGA, fertilisasi tetap rendah (Ismaya, 1998).
4. Implan silastik
 Implan silastik yang mengandung MGA ditanam dibawah kulit leher atau dibawah kulit luar telinga selama 22-64 hari.
 36-72 jam setelah penghentian perlakuan terjadi birahi 64 % (Ismaya, 1998).
5. Spons intravagina
 Progesteron juga dapat dimasukan ke vagina dengan memakai spons, diharapkan dapat menghasilkan estrus yang baik.
 Pemasangan spons selama 18-21 hari dan birahi akan tampak 24-72 jam setelah pengambilan spons dari vagina.
 Kelemahan: spons sering berubah tempat, kerusakan mukosa vagina dan serviks.
 Progesteron releasing intra vagina device (PRID) adalah alat intravagina pelepas progesteron dengan speculum pada bagian vagina anterior (Ismaya, 1998).
 Dengan penyuntikan PMSG (750-2000 IU) sebelum dan sesudah pengeluaran spons dapat meningkatkan birahi dan fertilisasi (Ismaya, 1998).
6. Progestagen dalam waktu singkat
 Untuk meningkatkan fertilisasi prostagen diberikan 9-12 hari saja.
 Sebelumnya disuntikan 5-7,5 mg EB dan 50-250 mg progesteron dan setelah penghentian perlakuan, maka 56 jam kemudian birahi dan dapat di IB (Ismaya, 1998).


7. Injeksi prostaglandin PGF 2alfa
 Publikasi pertama mengenai terapi prostalglandin baru muncul tahun 1970 dan terus berkembang sejalan ditemukannya analog prostaglandin.
 Lebih sederhana dan mencegah menurunya fertilisasi.
 Penyuntikan intra muskular tunggal untuk fase luteal dan ganda (10-12 hari) untuk yang heterogen fasenya, IB dilakukan 58-72 jam atau 72 dan 96 jam (IB Ganda)
 Contoh PGF2alfa analog: ICI 80966, ICI 81008, Reprodin, Penyuntikan tunggal yang mengandung 500 g kloprostenol yang diberikan pada fase luteal menyebabkan estrus 48-72 jam kemudian, atau pemberian reprodin yang mengandung 3 mg/ml sebanyak 5 ml pada fase luteal. Bila dosis ganda dengan kisaran waktu 10-12 hari maka birahi dapat terjadi serentak 90-95 %
 Pengulangan inseminasi 24 jam kemudian, dapat memberikan hasil yang lebih baik (Ismaya, 1998).

Metoda sinkronisasi pada beberapa spesies
A. Pada Babi
Bahan yang digunakan adalah bahan kimia bukan steroid yang diberikan melalui ransum selama 20 hari. Setelah itu pemberian dihentikan dan 5 hari setelah penghentian akan terjadi estrus secara serentak.
Selain itu bisa juga digunakan PGF2 alpha melalui suntikan intra muskuler dengan dosis 8 mg/ekor,ini dilakuka pada hari ke 12 dari siklus berahi maka berahi akan muncul 1-3 hari kemudian.

B. Pada domba
Sinkronisasi pada domba dapat dilakukan dengan dua cara:
a) Pemberian progesterone dengan suntikan intra muskuler,intra vena, dan intra vagina
Melalui intra vagina adalah dengan jalan mencelupkan spons yang telah berisi larutan progesterone dan dimasuk kan kedalam saluran reproduksi betina yang tidak bunting selama 14-19 hari.
Spons ini berbentuk bulat panjang sebesar ibu jari dengan panjang nya sekitar 4 cm dan dibelakangnya diikat dengan tali nilon.
2 hari setelah penarikan spons yang berisi progesterone dan diserap oleh vagina sehingga masuk keperedaran darah dan menekan kejadian berahi,berahi akan terjadi 1-3 hari kemudain.
Secara fisologis,setelah penarikan spons makan suplay progesterone akan terhenti ini menyebabkan ransangan pada hipofisa untuk mengeluarkan FSH dan LH,selanjutnya folikel akan tumbuh pata taraf yang matang sehingga terjadilah estrus.

b) Pemberian PGF2 alpha
Secara umum dilakukan dengan suntikan intra muskulerdengan dosis 6-8 mg/ekor.Berahi akan muncul 1-3 hari kemudian.


C. Pada Sapi
Pada sapi sering digunakan PGF2 alpha yang berfungsi menghancurkan korpus leteum yang sedang berfungsi dan tidak efektif pada korpus luteum yang sedang tumbuh.
Pada dasarnya korpus luteum tumbuh pada 0-5 hari setelah estrus dan pada hari 6-16 korpus luteum berfungsi.

Cara penyuntikan PGF2 alpha
1) Penyuntikan satu kali
Pada cara ini sebua betina yang tidak bunting disuntik dengan PGF2 alpha,estrus akan terjadi 1-3 hari kemudian.
Secara teori kebrhasilan cara ini sekitar 75% kerena diperkirakan 25% ny masih berada pada kondisi estrus sampai 5 hari setelah estrus.untuk mendapatkan hasil 100% maka diperlukan penyuntikan kedua.

2) Penyuntikan dua kali
Semua betina yang tidak bunting disuntik dengan PGF 2 alpha, kemudian penyuntikan diulangi lagi pada hari kesebelas (11).Berahi terjadi secara serentak 1-3 hari kemudian dan 100% berahi.
Dosis PGF 2 alpha adalah 5 – 35 mg/ekor.

Tidak ada komentar: